1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membahas mengenai sejarah pendidikan islam pada masa dinasti
umayyah dimulai dengan Peralihan kekuasaan kepemimpinan umat Islam
dari khalifah Ali bin Abi Thalib ke Mu’awiyah yang tidak sama dengan
khalifah-khalifah sebelumnya yang berlangsung secara damai, tertib dan
demokratis. Peralihan kekuasaan dari Ali ke Mu’awiyah diwarnai dengan
peperangan (Perang Shiffin) yang awalnya kemenangan hampir berpihak
kepada Ali, namun dengan tipu siasat Mu’awiyah yang mengajak Ali
untuk berdamai dan membuat kesepakatan bahwa untuk memilih
pemimpin diserahkan sepenuhnya kepada rakyat. Perundingan itu ditandai
dengan proses tahkhim, yang senyatanya itu hanya dijadikan siasat
Mu’awiyah untuk menjadi seorang pemimpin.
Darisinilah pemerintahan Mu’awiayah ibn Abi Shofyan dimulai
dengan bebagai corak baru sistem kepemerintahannya (sistem kerajaan
atau sistem monarki), yang sekaligus mengawali munculnya secara terang-terangan kekeuasaan Dinasti Umayyah
1
sebagai generasi kekhalifahan
setelah khulafaur rhasidin.
Tidak terlepas dari kondisi maupun situasi politik, sosial, dan
keagamaan yang yang terjadi pada masa Bani Umayyah yang berbeda
dengan sebelumnya, pendidikan juga telah mengalami perbedaan sekaligus
perkembangan di masa dinasti Umayyah. Mengenai bagaimana pola
pendidikan pada masa dinasti umayyah, selanjutnya akan menjadi pokok
bahasan pada makalah kali ini.
1
Sebenarnya bani umayyah sudah ada sebelum mu’awiyah ibn abi shofyan, namun umayyah
mulai tampak dengan jelas, bahkan menjadi sebuah dinasti ketika kekhalifahan berada di tangan
Mu’awiyah ibn abi shofyan. Lihat Adonis, Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab Islam, (Yogyakarta:
LKIS, 2007), vol. I, 139.
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah situasi politik, sosial, dan keagamaan pada masa Dinasti
Umayyah?
2. Bagaimanakah keadaan pendidikan pada masa Dinasti Umayyah?
3. Apa visi, misi, sasaran, dan tujuan pendidikan pada masa dinasti
Umayyah?
4. Apa Kurikulum pendidikan pada masa Dinasti Umayyah?
5. Apa saja lembaga-lembaga yang ada pada masa Dinasti Umayyah?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Situasi Politik, Sosial, dan Keagamaan pada masa Dinasti
Umayyah.
Memasuki masa kekuasaan Muawiyah merupakan awal kekuasaan
bani umayyah, pemerintahan yang sebelumnya masih bersifat demokratis
berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Berbeda
dengan masa sebelumnya para ahli sejarah menyatakan bahwa
Kekhalifahan muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu
daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak melainkan secara turun
temurun.
2
Hal ini tentu sangat berbeda dengan pada masa Rasulullah dan
khulafa’urrasyidin dimana setiap pemilihan pemimpin dipilih secara
demokrasi dan setiap ada kesulitan-kesulitan maka akan diselesaikan
dengan jalan musyawarah bersama dengan para pembesar-pembesar
lainnya.
3
Oleh Muawiyyah bin Abu Sufyan, Kekhalifahan Bani Umayyah
Didirikan pada Tahun 41 Hijriyah dan berakhir pada tahun 132 Hijriyah
dengan demikian kekuasaan bani umayyah berlangsung selama kurang
lebih 91 tahun
4
.
Masa Kekhalifahan Bani Umayyah banyak diisi dengan program-program besar,mendasar dan strategis, Masa Bani Umayyah terkenal
sebagai suatu era agresif dimana perhatiannya tertumpu pada usaha
perluasan wilayah dan penaklukan.
5
perluasan wilayah islam merupakan
salah satu program besar pada masa bani umayyah. Banyak Negara-negara
besar yang berhasil ditaklukkan, salah satunya adalah Tunisia. Di sebelah
timur, muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai
2
Abudin Nata, etl, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2011) 127
3
Badri, Yatim. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2004) 42
4
Abudin Nata,etl. Sejarah Pendidikan…, 127
5
Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos, 1997) 83
4
Axus dan Afganistan hingga ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan
serangan-serangan ke ibu kota Bizantium dan Konstantinopel. Ekspansi ke
Timur yang dilakukan oleh Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh Khalifah
Abd al-Malik. Selanjutnya ekspansi ke barat secara besar-besaran
dilanjutkan oleh al-Walid ibn Abd al-Malik.
6
Melalui berbagai keberhasilan ekspansi tersebut, maka wilayah
kekuasaan islam di masa Bani Umayyah menjadi sangat luas, selain
Jazirah Arabia dan sekitarnya, juga telah menjangkau sepanyol, Afrika
Utara, Syiria, Palestina, Irak, Asia Kecil, Persia, Afghanistan, Pakistan,
Turkemenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
7
Dalam bidang politik, Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan
yang sama sekali baru, untuk memenuhi tuntutan perkembangan wilayah
dan administrasi kenegaraan yang semakin kompleks. Misalnya
mengangkat sekertaris-sekertaris (al-kuttab).
8
Dan di dalam lapangan
sosial dan budaya, Bani umayyah juga telah membuka terjadinya kontak
antar bangsa-bangsa Muslim (Arab) dengan negri-negri taklukan yang
terkenal mempunyai tradisi yang luhur seperti Persia, Mesir, Eropa dan
sebagainya sehingga terjadi pertukaran budaya maupun kreatifitas yang
akhirnya melahirkan kreatifitas baru dalam bidang seni yang
menakjubkan.
pada masanya, Bani Umayyah banyak melahirkan golongan dan
aliran-aliran dalam islam, seperti Khawarij, Syi’ah, Muktazilah da lain-lain. Meskipun sebagian aliran tersebut tidak memperoleh ijin dari
pemerintah namun disadari ataupun tidak situasi yang seperti itu telah
memperkaya khazanah kebudayaan islam yang universal.
Akan tetapi kebesaran dan keberhasilan yang telah diraih oleh bani
umayyah tidak dapat membendung kehancurannya akibat kelemahan-
6
Abudin Nata,etl. Sejarah Pendidikan…, 128
7
Abudin Nata,etl. Sejarah Pendidikan…, 129
8
Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebud…, 85
5
kelemahan internal maupun eksternal. Adapun hal-hal yang membawa
kehancuran bani umayyah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Pertentangan keras antar suku-suku Arab yang sejak lama terbagi
menjadi dua kelompok yaitu arab utara(Mudariyah) dan arab
selatan (Himyariyah).
2. Ketidakpuasan sejumlah pemeluk islam non arab. Mereka
merupakan pendatang baru dari bangsa jajahan Bani umayyah yang
mendapat sebutan “mawali”, suatu status yang menggambarkan
inferioritas di tengah-tengah keangkuhan orang arab yang
mendapat fasilitas dari penguasa mu’awiyah.
3. Latar belakang terbentuknya Bani Umayyah yang tidak terlepas
dari konflik-konflik politik terutama antara kaum Syi’ah dan
Khawarij.
B. Keadaan Pendidikan Pada Masa Dinasti Umayyah.
Masa pemerintahan dinasti Umayyah berlangsung selama 91 tahun
dengan 14 orang khalifah. Selama masa pemerintahan itu, berbagai
kemajuan telah berhasil dicapai oleh dinasti ini. Salah satunya yaitu dalam
bidang pendidikan. Kalau pada masa nabi dan khulafaurrasyidin perhatian
terpusat pada usaha untuk memahami Al-Qur’an dan hadits nabi untuk
memperdalam pengajaran aqidah, akhlak, ibadah, muamalah dan kisah-kisah Al-Qur’an, maka sesudah itu perhatian dipusatkan sesuai dengan
kebutuhan zaman, tertuju pada ilmu-ilmu yang diwariskan oleh bangsa-bangsa sebelum munculnya islam.
9
Selain itu, ada dinamika tersendiri
yang menjadi karakteristik pendidikan islam pada waktu itu, yakni
dibukanya wacana kalam yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Wacana kalam tidak dapat dihindari dari perbincangan kesehariannya,
meskipun wacana ini dilatarbelakangi oleh faktor-faktor politis.
9
Musyrifah Sunanto, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta:PRENADA MEDIA,2003), 38
6
Perbincangan ini kemudian telah melahirkan paradigm berpikir secara
mandiri.
10
Periode dinasti Umayyah merupakan masa inkubasi. Pada masa ini
peletakan dasar-dasar dari kemajuan pendidikan dimunculkan. Intelektual
muslim berkembang pada masa ini. Memberikan dorongan yang kuat
terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana. Hal
tersebut dilakukan agar para ilmuwan, para seniman, dan para ulama mau
melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu
melakukan kaderisasi ilmu.
11
Pada masa ini, pola pendidikan bersifat desentralisasi, tidak
memiliki tingkatan dan standar umum. Kajian keilmuan yang ada pada
periode ini berpusat di Damaskus, Kuffah, Mekkah, Madinah, Mesir,
Cordova dan beberapa kota lainnya, seperti Basrah dan Irak, Damsyik dan
Palestina (Syam), dan Fistat (Mesir). Diantara ilmu yang dikembangkan
yaitu : kedokteran, filsafat, astronomi atau perbintanga, ilmu pasti, sastra,
seni baik itu seni bangunan, seni rupa, maupun seni suara. Jadi, pendidikan
tidak hanya terpusat di Madinah seperti mada masa nabi dan
khulafaurrasyidin, melainkan ilmu telah mengalami ekspansi seiring
dengan ekspansi territorial.
12
Pada masa Al-Walid, ia mendirikan sekolah kedokteran. Ia
melarang para penderita kusta meminta-minta di jalan, bahkan khalifah
menyediakan dana khusus bagi penderita kusta. Pada masa ini sudah ada
jaminan social bagi anak yatim dan anak terlantar. Khalifah Umar bin
Abdul Aziz memerintahkan para ulama secara resmi untuk membukukan
10
Tim 2 C IAIN Sunan Ampel Surabaya, Sejarah Pendidikan Islam, (Surabaya:Cosma 2 C IAIN
Sunan Ampel Surabaya,2012), 42
11
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta:KENCANA PRENADA MEDIA GROUP,
2007), 59
12
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan…, 60
7
hadits-hadits nabi. Khalifah ini juga bersahabat dengan Ibn Abjar, seorang
dokter dari Iskandariyah yang kemudian menjadi dokter pribadinya,
sehingga tidak boleh tidak, memengaruhi pandangan khalifah ini terhadap
ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang berasal dari Yunani. Selain itu,
Khalid bin Yazid, cucu Muawiyah, sangat tertarik pada ilmu kimia dan
ilmu kedokteran. Ia menyediakan sejumlah harta dan memerintahkan para
sarjana Yunani yang bermukim di Mesir untuk menerjemahkan buku-buku
kimia dan kedokteran ke dalam bahasa Arab. Usaha ini menjadi
terjemahan pertama dalam sejarah.
13
C. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pendidikan Pada Masa Dinasti
Umayyah
Visi pendidikan pada masa Bani Umayyah secara eksplisit tidak
dijumpai. Namun dari berbagai petunjuk bisa diketahui bahwa visinya
adalah unggul dalam ilmu agama umum sejalan dengan kebutuhan zaman
dan masing-masing wilayah islam.
Adapun misinya, antara lain :
1. Menyelenggarakan pendidikan agama dan umum secara seimbang.
2. Melakukan penataan kelembagaan dan aspek-aspek pendidikan islam.
3. Memberikan pelayanan pendidikan pada seluruh wilayah islam secara
adil dan merata.
4. Menjadikan pendidikan sebagai penopang utama kemajuan wilayah
islam.
5. Memberdayakan masyarakat agar dapat memecahkan masalahnya
sesuai dengan kemampuannya sendiri.
13
Musyrifah Sunanto, Sejarah Pendidikan…, 39
8
Adapun tujuannya adalah menghasilkan sumber daya manusia
yang unggul secara seimbang dalam ilmu agama dan umum serta mampu
menerapkannya bagi kemajuan wilayah islam.
Sedangkan yang menjadi sasarannya adalah seluruh umat atau
warga yang terdapat di seluruh wilayah kekuasaan islam, sebagai dasar
bagi dirinya dalam membangun masa depan yang lebih baik.
14
D. Kurikulum pada masa Dinasti Umayah
Kurikulum pendidikan pada dinasti umayah meliputi :
1. Ilmu agama : Al-Quran,hadist dan fiqih. Sejarah mencatat bahwa pada
masa khalifah Umar Ibn Abd. Aziz (99-10H) dilakukan proses pembukuan
hadist, sehingga studi hadist mengalami perkembangan yang pesat.
2. Ilmu sejarah dan geografi : segala ilmu yang membahas tentang perjalanan
hidup, kisah dan riwayat.
3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa : segala ilmu yang mempelajari bahasa
nahwu,sharaf, dan lain-lain.
4. Filsafat : segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing,
seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu yang
berhubungan dengan hal tersebut, serta ilmu kedokteran.
Kurikulum pelajaran ini selanjutnya diatur secara lebih khusus
paada setiap lembaga pendidikan. Ntuk pendidikan di istana misalnya
diajarkan tentang Al-Quran, Al-hadist, syair-syair yang terhornat, riwayat
para hukama (filsuf), membaca, menulis, berhitung, dan ilmu-ilmu umum
lainnya.
15
14
Tim 2 C IAIN Sunan Ampel Surabaya, Sejarah Pendidikan…, 43
15
Abudin Nata, etl,Sejarah Pendidikan…, 134
9
E. Kelembagaan.
Lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang pada zaman Bani
Umayah, selain masjid,kuttab, dan rumah, juga ditambah dengan lembaga
pendidikan sebagai berikut
16
:
a. Istana, Pendidikan di istana bukan saja mengajarkan ilmu pengetahuan
umum, melainkan juga mengajarkan tentang kecerdasan jiwa dan raga
anak.
b. Badiah, Lembaga badiah ini muncul seiring dengan kebijakan pemerintah
Bani Umayah untuk melakukan program Arabisasi yang digagas oleh
khalifah Abul Malik Ibn Marwan. Secara harfiah badiah artinya dusun
Badui di padang sahara yang di dalam terdapat bahsa arab yang masih
fasih dan murni sesuai dengan kaidah bahasa arab.
c. Perpustakaan, Perpustakaan tumbuh dan berkembang seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta kegiatan
penelitian dan penulisan karya ilmiah. Pada pendidikan dan pengajaran
yang berbasis penelitian, perpustakaan memegang peranan yang sangat
penting. Ia menjadi jantung sebuah lembaga pendidikan. Perpustakaan
selanjutnya tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan buku,
melainkan juga untuk melakukan belajar mengajar.
d. Al-Bimaristan , Al-Bimaristan adalah rumah sakit tempat berobat dan
merawat orang serta sekaligus berfungsi sebagai tempat melakukan
magang dan penelitian bagi calon dokter. Di masa sekarang al-bimaristan
dikenal dengan istilah teaching hospital (rumah sakit pendidikan). Khalid
Ibn Yazid cucu Muawiyah misalnya sangat tertarik pada ilmu kimia dan
kedokteran. Melalui wewenang yang ada padanya, ia menyediakan
sejumlah dana dan memerintahkan para sarjana Yunani yang ada di Mesir
untuk menerjemahkan buku kimia dan kedokteran ke dalam bahasa
Arab.
17
16
Abudin Nata, etl,Sejarah Pendidikan…, 136
17
Abudin Nata, etl,Sejarah Pendidikan…,137
10
KESIMPULAN
1. Masa Bani Umayyah terkenal sebagai suatu era agresif dimana
perhatiannya tertumpu pada usaha perluasan wilayah dan penaklukan.
Banyak Negara-negara besar yang berhasil ditaklukkan. Dalam bidang
politik, Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan yang sama sekali
baru, untuk memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan administrasi
kenegaraan yang semakin kompleks. Misalnya mengangkat sekertaris-sekertaris (al-kuttab). Dan di dalam lapangan sosial dan budaya, Bani
umayyah juga telah membuka terjadinya kontak antar bangsa-bangsa
Muslim (Arab) dengan negri-negri taklukan yang terkenal mempunyai
tradisi yang luhur seperti Persia, Mesir, Eropa dan sebagainya sehingga
terjadi pertukaran budaya maupun kreatifitas yang akhirnya melahirkan
kreatifitas baru dalam bidang seni yang menakjubkan. pada masanya, Bani
Umayyah banyak melahirkan golongan dan aliran-aliran dalam islam,
seperti Khawarij, Syi’ah, Muktazilah da lain-lain.
2. Periode dinasti Umayyah merupakan masa inkubasi. Pada masa ini
peletakan dasar-dasar dari kemajuan pendidikan dimunculkan. Intelektual
muslim berkembang pada masa ini. Memberikan dorongan yang kuat
terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana. Hal
tersebut dilakukan agar para ilmuwan, para seniman, dan para ulama mau
melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu
melakukan kaderisasi ilmu. pola pendidikan bersifat desentralisasi, tidak
memiliki tingkatan dan standar umum. Kajian keilmuan yang ada pada
periode ini berpusat di Damaskus, Kuffah, Mekkah, Madinah, Mesir,
Cordova dan beberapa kota lainnya, seperti Basrah dan Irak, Damsyik dan
Palestina (Syam), dan Fistat (Mesir).
3. Visi pendidikan pada masa Bani Umayyah secara eksplisit tidak dijumpai.
Namun dari berbagai petunjuk bisa diketahui bahwa visinya adalah unggul
dalam ilmu agama umum sejalan dengan kebutuhan zaman dan masing-
11
masing wilayah islam. Adapun misinya, antara lain : Menyelenggarakan
pendidikan agama dan umum secara seimbang, Melakukan penataan
kelembagaan dan aspek-aspek pendidikan islam, Memberikan pelayanan
pendidikan pada seluruh wilayah islam secara adil dan merata, Menjadikan
pendidikan sebagai penopang utama kemajuan wilayah islam,
Memberdayakan masyarakat agar dapat memecahkan masalahnya sesuai
dengan kemampuannya sendiri. Adapun tujuannya adalah menghasilkan
sumber daya manusia yang unggul secara seimbang dalam ilmu agama dan
umum serta mampu menerapkannya bagi kemajuan wilayah islam.
Sedangkan yang menjadi sasarannya adalah seluruh umat atau warga yang
terdapat di seluruh wilayah kekuasaan islam.
5. Kurikulum pendidikan pada dinasti umayah meliputi : Ilmu Agama, Ilmu
sejarah dan geografi, Ilmu pengetahuan bidang bahasa, Filsafat : segala
ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik,
kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu yang berhubungan dengan hal
tersebut, serta ilmu kedokteran.
6. Lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang pada zaman Bani
Umayah, selain masjid,kuttab, dan rumah, juga ditambah dengan lembaga
pendidikan yakni: Istana, Badiah, Perpustakaan, dan al-Bimaristan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adonis, 2007. Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab Islam, Yogyakarta: LKIS
Mufrodi, Ali. 1997. Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta: Logos.
Nata Abudin, etl, 2011. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Nizar, Samsul. 2007. Sejarah Pendidikan Islam.. Jakarta:KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP.
Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:PRENADA
MEDIA
Tim 2 C IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2012. Sejarah Pendidikan Islam.
Surabaya:Cosma 2 C IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Yatim, Badri. 2004. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
No comments:
Post a Comment